Minggu, 14 September 2014

Diary Atala

Diary Atala
Jika daun disurga yang jatuh tertuliskan namaku, dan malaikat melihatnya. Apakah ia akan mengintaiku sepanjang sisa hariku? aku sadar kapan akan terjadi dan kurasa daunku sudah hampir gugur.
angin menghembuskan ketenangan di kota kecil ini. ribuan pasir berbisik disisi jalan aspal. hariku disekolah, takkan seindah apa yang novel-novel teenlit kisahkan. tak ada teman, atau siapapun yang bisa kupercaya disini, terutama dikelas ini. Tahun terakhir yang harusnya menjadi tahun istimewa sama sekali tak ada artinya. aku tidak tahu apa yang mereka benci dariku, sikapku tidak egois, berbagi, dan tidak pernah memarahi siapapun. Aku bisa mendengar bisik-bisik dan tatapan benci melekat pada setiap wajah mereka. Tuhan, apa yang terjadi? mengapa tidak ada yang menegurku jika aku salah? dan akhirnya aku habiskan waktu hanya untuk belajar dan belajar. ingin rasanya berbagi emosi dengan kawan lain dengan candaan, tapi aku takut mereka tidak menerimaku. maka dari itu aku memilih menyendiri.

bosan berpagut dengan buku penuh teori, kini aku beralih ke handphone. browsing hal-hal menarik, seperti tempat-tempat indah didunia, fakta menarik seputar perbintangan, hingga kejadian-kejadian yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. dan disitulah awal aku mengenal Astral Projection. sebuah ritual dimana rohmu bisa keluar dari tubuh dan berinteraksi dengan makhluk mistis. aku membaca prosesnya, hampir mirip seperti Lucid Dream. hanya saat step sleep paralysis, jari harus digerakkan sedikit dan cobalah keluarkan rohmu dari badan.
aku tertarik, dan aku mencobanya dirumah, saat tidak ada orang.

ratusan menit aku berusaha menghadapi Sleep Paralysis yang sering menggagalkan tahap A.P ku. Aku sungguh tidak kuat menghadapi fase itu. dan pada percobaan ketiga, aku berusaha sekuat mungkin bertahan dari sleep paralysis. dadaku sesak, ingin ku teriak, badanku berat, lidahku kaku, kucoba menahan nafas. dan, keluarlah aku dari jasad.
fase yang menyakitkan. tapi kini aku bisa melihat diriku yang tertidur pulas, menembus dinding, dan melayang-layang. aku sangat gembira. menghabiskan waktu sepertiga malam untuk hal yang bahkan lebih asik daripada berlibur ke Bandung. kuputuskan untuk segera kembali ke badanku karena 3 jam lagi aku harus bangun. jasad itu seperti sebuah kostum kelinci, akan bisa digunakan bila ada sesuatu yang mengisi dan mengendalikannya. Tapi, kenapa aku tidak bisa memasuki jasadku? aku berusaha membaringkan badan menyamai lekuk tubuh. Tapi seperti ada yang telah menempati jasadku. sekuat tenaga aku menyingkirkan makhluk itu. bukan cuma satu, tapi 2. dan tidak ada sedikitpun rasa takut karena wujudnya yang menyeramkan. aku harus kembali lagi ke jasadku. harus.
kemudian ia menghilang.
hari ini mendung, tidak seperti biasanya. sepatu-sepatu murid berjalan diselasar kelas. banyak canda tawa, maupun senyum memaksa dari wajah bertopeng. benci aku melihatnya. sebuah aura negatif terus membayangi sampai aku tiba didepan kelas. Aku merasakannya, begitu kuat. tulisan dipapan tulis bagai corat-coret yang tidak aku mengerti. Aura itu menggangu pikiranku, aku bertahan dengan menekan kepalaku agar tidak sakit. kemudian guru memintaku untuk mengerjakan soal dipapan tulis. aku tahu tidak akan ada yang memperhatikanku menulis dipapan tulis. mereka semua acuh. Aura itu semakin kuat, hingga tanpa sadar aku terlalu keras menekan spidol saat menulis.
tiba-tiba suara tarikan nafas berat terdengar dari teman-temanku. aku melirikkan mataku dan melihat ada sosok yang menyamaiku sedang menulis dipapantulis sebelah. ia tidak memegang spidol namun tangannya seperti menulis. ia meniru gerakanku. aku berpura-pura tidak melihat dan melanjutkan pekerjaanku.

to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar